Ditulis oleh : Andhika Haryawan
Jika ada yang tinggal di pesantren namun kualitasnya sama saja dengan yang tidak tinggal di pesantren, maka ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, mereka yang tidak tinggal di pesantren sangat giat menuntut ilmu dan gemar menghadiri majelis ilmu, sehingga keilmuan mereka yang tinggal di pesantren dapat diimbangi oleh mereka yang tidak tinggal di pesantren. Kemungkinan kedua, mereka yang tinggal di pesantren tidak sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, sehingga mereka tidak mendapatkan apapun di pesantren, kecuali hanya sedikit sekali.
Mereka yang giat menghadiri majelis ilmu dan sungguh-sungguh di dalamnya, adalah mereka yang memahami hadits Rasulullah Saw :
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Imam Ibnu Rajab Al-Hambali menjelaskan, bahwa hadits diatas setidaknya memilik 4 makna, yaitu : pertama, dengan menempuh jalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkannya masuk surga. Kedua, menuntut ilmu adalah sebab seseorang mendapatkan hidayah, dan hidayah inilah yang mengantarkan seseorang pada surga. Ketiga, menuntut suatu ilmu akan mengantarkan seseorang pada ilmu lainnya yang dengan ilmu tersebut akan mengantarkannya pada surga. Keempat, dengan ilmu, Allah akan memudahkan jalan yang nyata menuju surga yaitu saat melewati jembatan shirath (sesuatu yang terbentang di atas neraka menuju surga).
Demikianlah sikap orang-orang yang mendapat petunjuk dan hidayah dari Allah Swt, mereka bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu agama, dimanapun mereka berada, baik di pesantren maupun diluar pesantren. Sungguh sangat disayangkan apabila mereka yang tinggal di pesantren justru tidak memanfaatkan waktu dengan baik dan tidak bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Bak pepatah, bagai ayam yang mati kelaparan di lumbung padi. Seseorang tidak mendapatkan ilmu, sementara ia berada di tempat dimana ilmu itu berada.
Sekali lagi, hanya orang yang mendapat petunjuk dan hidayah dari Allah Swt yang dapat memahami dan mengamalkan hadits diatas. Mungkin kita tahu, tapi belum tentu kita paham. Mungkin kita paham, tapi belum tentu mau mengamalkan. Mungkin kita pernah mengamalkan, tapi belum tentu kita dapat istiqomah. Mungkin kita istiqomah, tapi belum tentu kita ikhlas dalam mengamalkannya secara istiqomah, mungkin masih ada niat-niat lain selain niat hanya untuk mengharapkan ke-ridho-an Allah Saw semata.
Begitu pentingnya menuntut ilmu, Imam Ibnu Rajab Al-Hambali hingga menulis dalam kitabnya bahwa menuntut ilmu adalah jalan yang paling ringkas menuju surga. [ ]