Ditulis oleh : Andhika Haryawan
Sumber Gambar : www.indiatimes.com
Cinta merupakan pembicaraan klasik yang senantiasa dibicarakan. Apabila engkau menanyakan hal tersebut kepada 1000 orang, niscaya engkau akan mendapatkan 1000 jawaban yang berbeda. Cinta itu berbicara soal rasa bukan logika, mungkin bisa dirasionalisasikan dengan logika, tapi kita akan mendapati bahwa rasionalisasi yang kita buat tidak benar-benar merepresentasikan apa yang kita rasakan, rasionalisasi itu terasa tidak memuaskan, seperti halnya jika engkau ditanya tentang seperti apa suasana pegunungan yang baru-baru ini kamu rasakan, engkau dapat menceritakannya, tapi apakah cerita itu dapat membuat si pendengar benar-benar merasakan betapa indahnya pegunungan, sebagaimana yang engkau rasakan? Tentu tidak.
Jika ingin benar-benar merasakan betapa indahnya pegunungan, maka si pendengar harus merasakan sendiri suasana pegunungan itu. Pun demikian dengan cinta, jika engkau ingin mengetahui tentangnya, maka engkau harus merasakannya sendiri. Meskipun demikian, sebelum kita merasakan cinta, ada baiknya kita belajar dari pengalaman orang-orang terdahulu tentangnya. Usia cinta adalah sepanjang sejarah manusia itu sendiri, jadi tidak ada salahnya kita belajar dari mereka yang mengetahuinya. Orang yang cerdas adalah mereka yang senantiasa belajar dari pengalamannya, dan orang yang bijak adalah mereka yang mau belajar dari pengalaman orang lain.
Kita dapat belajar tentang cinta dari orang lain dengan cara bertanya langsung, baik secara lisan maupun tulisan kepada orang yang sezaman dengan kita, atau dapat juga dengan membaca buku, jika orang yang ingin kita cari tahu pengalamannya tidak hidup sezaman dengan kita. Jika kita membaca buku, maka buku-buku sastra akan memberikan pengalaman batin yang lebih baik daripada buku-buku ilmu pengetahuan ketika membahas cinta, karena “rasa” akan lebih mengena jika diungkapkan dengan bahasa sastra. Jika kita membaca buku, maka penting juga bagi kita untuk mempertimbangkan siapa penulisnya, karena mau tidak mau kita akan terpengaruh oleh apa yang kita baca.
Kata “cinta” biasanya begitu populer dikalangan remaja, karena pada usia tersebut mereka untuk pertama kalinya mulai menyadari perasaan cinta dan mampu mengidentifikasinya. Sebenarnya itu bukan pertama kalinya bagi mereka merasakan cinta, sebelumnya mereka sudah merasakan cinta kedua orang tuanya, namun mereka belum bisa mengidentifikasi itu, mungkin ini salah satu sebab mengapa kata “cinta” tidak begitu populer dikalangan anak-anak. Selain cinta yang kita peroleh dari orang tua dan kita berikan kepada orang tua, serta cinta yang kita peroleh dan kita rasakan kepada lawan jenis, sebenarnya banyak cinta-cinta yang lain, yang bisa jadi kita belum menyadarinya, misalnya cinta Sang Pencipta kepada kita, dan cinta yang seharusnya kita berikan kepada-Nya, cinta dari dan kepada saudara, cinta dari dan kepada sahabat, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, mengetahui tentang cinta secara utuh akan menjadi sangat bermanfaat bagi kita, karena dengannya kita mampu untuk menunaikan hak-hak orang lain yang ada pada diri kita.
Berbicara soal cinta juga tidak terbatas pada pertanyaan “apa”, “siapa” dan “mengapa”, tapi juga hendaknya menjawab pertanyaan “bagaimana”. Pertanyaan “bagaimana” akan membawa kita kepada cara kita dalam mengekspresikan rasa cinta. Pada tataran “cara” maka akan berlaku benar-salah, dan baik-buruk. Benar-salah jika dilihat dari perspektif hukum, dan baik-buruk jika dilihat dari perspektif etika dan estetika.
Terkait “cara” inilah hendaknya kita menekankan proses pembelajaran kita tentang cinta. Supaya tindaklanjut dari rasa yang tumbuh dalam diri kita tidak terekspresikan dengan cara yang keliru. Betapa banyak para pecinta yang salah arah dalam mengekspresikan rasa cintanya, sehingga pada akhirnya mereka menyesalinya, yang seharusnya cinta adalah anugerah, justru berbalik menjadi petaka yang menghancurkan dirinya.
Perihal cinta, banyak yang bisa kita bicarakan, tapi untuk saat ini kita cukupkan sampai disini terlebih dahulu. Apabila kebetulan ada fenomena atau kejadian yang menarik yang berkaitan dengan pembicaraan kita ini, mungkin nanti bisa kita lanjutkan pembicaraan kita berdasarkan kejadian tersebut. Terima kasih sudah membaca. [ ]